Kelompok 15:
Ketua : Mariah Ulfah 131301059
Anggota :
4. Anggreini Ade Putri131301081
1.
Persiapan awal
Pada saat
penentuan sekolah untuk observasi, kelompok kami tidak begitu terkendala karena
kami sudah mempunyai rencana sekolah tujuan karena salah satu anggota kelompok
kami merupakan alumni dari sekolah tujuan kami.
Tujuan awal kami
adalah SMA 1 harapan Medan, namun kami tidak bisa mendapatkan izin karena
siswanya sedang ujian tengan semester, kemudian kami mencoba minta izin ke SMP
Harapan 2 Medan, dan lagi kami tidak mendapatkan izin dengan alasan siswanya
sedang ujian tengah semester. Selanjutnya kami mencoba ke SMP Harapan 2 Medan,
dengan berbagai pertimbangan dari pihak sekolah kami diizinkan untuk melakukan
observasi di sekolah tersebut.
·
Profil sekolah
a)
Nama sekolah : SMP
Harapan 2 medan
b)
Alamat : jl. Imam Bonjol No. 35
Medan
c)
Berdiri sejak : 1967
d)
Jumlah kelas : 13 kelas
e)
Biaya/bulan :
akselarasi
= Rp 1.500.000,00/bulan
reguler
= Rp 750.000,00/bulan
f)
Nama kepala sekolah :
Sabilal lubis, M.Pd
g)
Fasilitas sekolah :
·
labolatorium
·
musholla
·
kantin
·
lapangan
·
taman
·
toilet
·
koperasi
·
uks
·
perpustakaan
2.
Pelaksanaan
kami
melaksanakan observasi ke SMP Harapan 2 Medan pada tanggal 02 April 2014, pukul
11.30 WIB. Dan untuk observasi kami di tempatkan di kelas akselarasi 1. Lama
observasi 60 menit.
Di kelas
Saat memasuki
kelas akselarasi satu kami melihat kenyamanan tercipta, dengan ruangan yang
full fasilitas. Saat pembelajaran dimulai :
·
Guru Membuka Pembelajaran ( kegiatan
awal)
1. Ketika guru memasuki Kelas siswa duduk dengan rapi
ditempat duduknya masing- masing.
2. Ketika guru
memasuki kelas guru memberikan senyuman kepada siswa-siswinya lalu mengucapkan
salam dan “selamat pagi anak-anak”.
3. Kemudian
guru dan siswa memulai pembelajaran dengan pembacaan do’a yang di pimpin oleh
ketua kelasnya.
4. Guru
mengabsen siswa satu persatu.
5. Guru
menyiapkan peralatan mengajar seperti laptop, infocus, layar, dan buku pegangan
guru (buku paket).
6. Kemudian
guru melakukan proses belajar mengajar
·
Guru
Menyampaikan Pembelajaran (kegiatan inti )
1. Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan dipelajari
2. Guru menggunakan
media infocus dalam menyampaikan materi pembelajaran.
3. Guru menayangkan materi pembelajaran lewat slide melalui
infocus
4. Sebelum guru
menjelaskan materi melalui media infocus guru melakukan tanya jawab tentang
materi yang akan dipelajari guna untuk mengetahui kemampuan siswa dalam materi
yang akan dipelajari.
5. Melalui
media infocus guru menjelaskan materi, kemudian siswa mendengarkan dan mencatat
bagian yang penting dari materi yang di jelaskan dan menanyakan jika kurang
dimengerti.
6. Melalui media infocus siswa mampu
memahami penjelasan guru pada materi terkait.
7. Melalui penjelasan guru, siswa mampu bertanya dan
menjelaskan materi yang telah diajarkan guru.
8. Melalui
media infocus guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang materi terkait
3. Teori
Pendekatan dalam belajar
Teori behavioristik
Pendekatan behavioral adalah
penekanan pada pengalaman (classical), terutama penguatan dan hukuman
(operant), sebagai detrminan dari pembelajaran dan prilaku.
Classical conditioning
Clasical conditioning adalah
sebentuk pembelajaran asosiatif dimana stimulus netral menjadi diasosiasikan
dengan stimulus yang bermakna dan menimbulkan kemampuan untuk mengeluarkan
respon yang serupa.
Tokoh dalam classical conditioning
adalah Ivan Pavlov, seorang Psikolog Rusia yang melakukan eksperiment terhadap
seekor anjing pada awal 1900-an. Dalam eksprimennya, pavlov secraa rutin
meletakkan bubur daging didepanmulut anjing yang menyebabkan anjing
mengeluarkan air liur. Air liur yang dikeluarkan anjing menunjukkan bahwa
anjing memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan yaitu bubur daging.
Dan Pavlov menyadari bahwa asosiasi terhadap penglihatan dan suara dengan
makanan ini merupakan tipe pembelajaran yang penting.
Dalam classical conditioning
stimulus netral diasosiasikan dengan simulus yang bermakna dan menimbulkan
kapasitas untuk mengeluarkan respon yang sama. Dalam classical conditioning ini
ada 2 tipe stimulus dan 2 tipe respon yaitu, unconditioned stimulus (US),
unconditioned response (UR), conditioned stimulus (CS), dan conditioned
response (CR).
Dimana US adalah stimulus yang
secara otomatis menghasilkan respon tanpa ada pembelajaran erlebih dahulu.
Dalam eksprimen Pavlov makanan adalah US. UR adalah respon yang tidak
dipelajari secara otomatis dihasilkan oleh US, dalam ekspeimen pavlov air liur
anjing merupakan UR. CS adalah stimulus yang sebelumnya adalah netral yang
akhirnya menghasilkan CR setelah diasosiasikan oleh US. CR adalah reson yang
dipelajari. Yakni respon terhadap stimulus yang terkondisikan yang muncul
setelah terjadi pasangan US-CS.
Classical conditioning dapat berupa
pengalaman positif bagi anak sekolah karena kesenangan pada guru pavorit,
perasaan kelas yang aman dan menyenangkan serta kehangatan dan perhatian guru.
Dan juga negatif seperti, rasa takut akan gagal ujian dan ditegor oleh guru,
karena siswa mengasosiasikan ujian dengan kecemasan.
Dam eksprimen Pavlov ada terdapat
generalisasi, diskriminasi dan pelenyapan, yang merupakan dampak dari eksprimen
terhadap anjing.
Generalisasi adalah kecenderungan
terhadap stimulus baru yang sama dengan yang asli untuk menghasilkan respon
yang sama.
Diskriminasi adalah terjadi ketika
organisme merespon stimulus tertentu tetapi tidak merespon stimulus lain.
Pelenyapan dalah pelemahan respon
karena tidak adanya stimulus.
Operant conditioning
Operant conditioning ini juga
dinamakan dengan “pengkondisian instrumental” adalah sebentuk pembelajaran
dimana konsekuensi dari prilaku menhasilkan perubahan dalam probabilitas
prilaku itu akan diulang.
Tokoh dalam operant conditioning ini
adalah B.f. skninner yang didasarkan pada E.L. Thondike.hukum efek Thondike
menyatakan bahwa prilaku diikuti dengan hasil positif akan diperkuat dan
prilaku yang diikuti dengan hasil negatif akan diperlemah.
Penguatan dan hukuman
Penguatan adalah konsekuensi yang
meningkatkan probabilitas bahwa prilaku akan terjadi. Ada 2 tipe penguat yaitu,
penguat positif adalahfrekuensi respon meningkat karena diikuti dengan stimulus
yag mendukung seperti hadiah dan pujian. Dan penguat negatif adalah frekuensi
responmeningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan,
misalnya ibu memarahi anaknya karena tidak mengerjakan PR.
Hukuman adalah konsekuensi yang
menurunkan probabilitas terjadinya suatu prilaku. Hukuman biasanya terjadi jika
seorang anak melakukan suatu kesalahan atau melanggar suatu peraturan dan
hukuman ini biasanya yang merugikan si anak.
Generaliasasi dalan operan adalah
memberikan respon yang sama terhadap stimulus yang sama.
Diskriminasi dalam operan adalah
pembedaan diantara stimulus dan pembedaan lingkungan
Pelenyapan dalam operan adalah
ketika respon penguat sebelumnya tidak lagi diperkuat dan responnya menurun.
Contoh penguat positif adalah siswa
mengajukan pertanyaan yang bagus, konsekuensinya guru memuji siswa tersebut,
hasilnya siswa tersebut jadi semakin rajin bertanya.
Contoh penguat negatif adalah siswa
menyerahkan PR tepat waktu karena sebelumya pernah ditegus karena telat,
konsekuensinya guru berhenti menegur siswa tersebut, hasilnya siswa tersebut
semakin sering mengumpulkan PR tepat waktu.
Contoh hukuman adalah seorang siswa
menyela guru saat menerangkan , konsekuensinya adalah guru menegur siswa secraa
langsung, hasilnya siswa tersebut berhenti menyela penjelasan guru.
Pendekatan kognitif
Pendekatan kognitif adalah teori
yang menyatakan bahwanfaktor sosial, kognitif dan prilaku memainkan pean
penting dalam pembelajaran. Pendekatan kognitif ini lebih menekankan pada
pengamatan dan menirukan model.
Tokoh dalam pendekatan ini adalah
Albert Bandura, dia mengatakan bahwa ketika murid belajar, mereka dapat
mempresentasikan pengalaman mereka secara kogitif. Bandura jugamengembangakan
model determine resiprokal yang terdiri dari 3 faktor utama yaitu, prilaku,
kognitif dan lingkungan yang ketiganya ini saling mempengaruhi. Namun menurut bandura
faktor person/kognitif yang paling berperan penting, sehingga adanya
self-efficacy yaitu keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan
menghasilkan hasil positif.
Bobo doll juga merupakan eksprimen
bandura yang sangat terkenal. Dalam eksprimen ini menekankan pada prilaku anak
terhadap boneka bobo doll setelah anak menonton adegan film, dengan film yang
diberikan penguat yang berbeda ada positif, negatif dan netral. Setelah
menonton anak-anak dibiarkan didalam satu ruangan yang di dalamnya terdapat
boneka bobo doll kemudian prilau anak diamati, didapat hasil bahwa anak tidak
terlalu memandang ada atau tidaknya penguat pada setiap film tapi anak lebih
terfokus pada model dan menirukannya pada boneka bobo doll.
Teori cara
mengajar yang efektif :
Ø Pengetahuan
dan Keahlian Profesional
Berikut adalah
strategi dengan pengetahuan dan keahlian profesional :
ü Penguasaan
materi pelajaran
ü Strategi
pengajaran, seorang harus harus memiliki strategi pengajaran yang dapat membuat
anak-anak tidak merasa bosan dan terus merasa tertarik untuk belajar.
ü Penetapan
tujuan dan keahlian perencanaan instruksional, seorang guru harus memiliki
tujuan dari apa yang di ajarkan pada anak-anak, sehingga ada
perencanaan-perencanaan yang berurut dan baik.
ü Keahlian
menagemen kelas
ü Keahlian
motivasional, seorang guru harus memiliki motivasi yang tinggi sehingga bisa
membagi motivasi tersebut kepada
anak-anak yang diajar.
ü Keahlian
komunikasi, seorang guru harus menjaga komunikasi yang baik dengan ana-anak
yang diajar sehingga tetap tercipta intaksi yang hangat antara yang pelajar dan
pengajar.
ü Tidak
membeda-bedakan latar belakang kultural yang berbeda dan bekerja secara
efektif.
ü Keahlian
tekhnologi, pada era tekhnologi yang semakin berkembnag membuat seorang guru
harus menguasai tekhnologi untuk menyeimbangkan dengan zaman.
Ø Komitmen
dan Motivasi
Menjadi guru
yang efektif juga membutuhkan komitmen
dan motivasi. Aspek ini juga mencakup sikap yang baik dan perhatian terhadap
murid.
Nah, bagaimana
mengembangkan sikap positif dan mempertahankan semangat mengajar. Seorang guru
pekerjaan yang menciptakan kesuksesan baru baginorang lain, seperti renungan
seorang konsultan Carloz Dies (1997), mengomentari tentang Mrs. Oppel guru
bahasa Inggriinya saat sekolah menengah atas:
“Hingga saat
ini, setiap kali saya melihat kata tertentu (dearth, slake) saya langsung
mengenalinya sebagai kosa kata Mrs. Oppel. Sebagai seorang guru dia sangat
tenang dan fokus. Dia juga memperhatikan kekuatan bahasa dan keindahan sastra.
Saya berutang budi kepadanya, setidaknya sebagian, karena berkat beliau saya
jadi berusaha keras untuk menguasai bahasa inggris dan menjadi profesor dan
penulis. Saya ingin bisa menanamkan karakter ini ke murid-mirid saya.”
Hasil laporan
obesrvasi
Dari hasil
pengamatan kelompok kami dan ditambah dengan sedikit wawancara dengan salah
satu siswa yang ada didalam kelas akselarasi 1 tempat kelompok kami melakukan
observasi, kelasa ini memiliki fasilitas kelas yang lengakap seperti: komputer,
tv, ac, dispenser, in focus, white boart, loker, rak sepatu, globe, poster
pelajaran, foto presiden dan wakil presiden. Pada saat pelajaran IPA ( biologi)
yang membahas tentang sistem reproduksi guru menerangkan materi pelajaran hati
itu dengan menggunakan fasilitas yang sudah disediakan seperti infocus kepada
siswa denga jelas dan perlahan sampai siswa benar-benar paham tentang materi
tersebut, siswa tampak sangat antusias dalam pembelajaran dibuktikan dengan
bebrapa pertanyaan yang berhubungan dengan meteri yang diajukan oleh siswa, dan
karena siswa yang sangat aktif bertanya dan ingin didahulukan membuat tuang
kelas kurang kondusif namun tetap terasa seru. Intraksi antara guru dan
siswanya baik dibuktikan dengan siswa tidak malu bertanya apa yang tidak
diketahui dan mengeluh jika guru memberikan terlalu banyak tugas walaupun
akhirnya tugas tersebut tetap dikerjakan. Perlengkapan kelas yang sangat
mendukung dan bersih menambah semangat siswa dalam belajar. Sesama siswa juga
terjalin intraksi yang harmonis ditambah dengan jumlah siswa yang sedikit membuat
mereka tampak akrab.
Namun
berdasarkan wawancara terhadap salah satu siswa bahwa, mereka mirud akselarasi
ini sering kali mendapat tekanan dari siswa dari kelas reguler karena mereka
yang difasilitasi lengkap dan perhatian yang labih, tapi bukan berarti kelas
reguler tidak diperhatikan. Siswa mengaku bahwa mereka sering dicap sombong
oleh siswa reguler lainnya dikarenakan jadwal belajar siswa akselarasi yang
padat yang membuat waktu mereka bermain dengan siswa reguler lainnya sedikit.
Namun sejauh pengamatan mereka tetap tampak enjoy tanpa menghiraukan berita
miring tentang mereka, dengan semangat belajar mereka yang tinggi dan keakraban
yang terjalin diantara mereka satu kelas.
Menurut
pengakuan beberapa siswa bahwa metode belajarnya sudah bagus hanya saja
terkadang kurang efektif karena adanya guru yang berperan ganda dengan
memengang 2 mata pelajaran dalam pengajaran, namun itu tidak terlalu masalah
karena 2 mata pelajara yang di pegang satu guru ada sedikit hubungannya jadi
tidak begitu membingungkan.
Metode belajar
yang lebih mengarah kepada student center, bisa memberikan contoh bagi kelas
reguler lain dan bahkan sekolah lain untuk lebih meningkatkan mutu
pembelajaran. Dan untuk tata letak sekolah, sudah cukup bagus dan lengkap hanya
saja kurang penjagan dari siswa, namun secara garis besar semua masih tampak
bagus dan lengkap, sangat memadai untuk siswa.
Rangkuman hasil
observasi
Menurut kelompok
kami di SMP harapan 2 medan di kelas akselarasi 1. Metode pembelajaran yang
digunakan adalah student learning center, siswa mencari sendiri apa yang ingin
diketahui baik itu mencari dalam buku atau bertanya pada guru, siswa yang
mengetahui apa yang sudah dipahamia atau belum. Namun tetap juga ada unsur
behavioral dalam pembelajaran dengan guru memberikan pujian untuk menambah
motivasi siswa dan hukuman untuk membuat siswa jera. Pembelajaran berlangsung
ssangat aktif dengan antusias siswa dalam belajar. Namun dengan kondisi kelas
yang kurang kondusif membuat guru tekadang kewalahan mengontrol siswa. Dan
untuk pelanggaran peraturan tidak terdapat di kelas akselarasi 1 tersebut.
slide kelompok 15
slide kelompok 15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar