Teori
Ekologi Bronfenbrenner
Kelompok 15
Ketua :
Mariah Ulfah 131301059
Anggota : -
Tri Yuspiani 131301023
- Nurul Hasanah
131301035
- Niessya Ridhania
131301069
- Anggreini Ade
Putri 131301081
Teori ekologi dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner
yang berfokus pada konteks sosial dimana anak tinggal dan orang-orang yang
memengaruhi perkembangan anak.
Teori Ekologi Bronfenbrenner terdiri dari lima sistem
lingkungan yang merentang dari interaksi interpersonal sampai ke pengaruh
kultur yang lebih luas. Bronfenbrenner menyebut sistem-sistem itu sebagai
mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan kronosistem.
1.
Mikrosistem : setting dimana individu hidup. Mikrosistem adalah yang paling dekat dengan pribadi
anak yaitu meliputi keluarga, guru, individu, teman-teman sebaya, sekolah,
lingkungan dan sebagainya yang sehari-hari ditemui anak. Dalam mikrosistem
inilah interaksi yang paling langsung dengan agen-agen sosial berlangsung,
misalnya; dengan orang tua, teman sebaya dan guru. Contohnya adalah saya lebih sering berinteraksi dengan kakak saya sewaktu
kecil, karena mama saya pergi bekerja. Jadi saya lebih sering ditinggal dengan
kakak. Kakak saya orangnya agak sedikit mudah terpancing emosinya, jadi menurut
saya itu berpengaruh dengan perkembangan saya, karena sekarang saya menjadi
orang yang mudah terpancing emosinya apabila ada hal yang membuat saya tidak
senang.
2. Mesosistem : interaksi antar faktor-faktor
dalam sistem mikro meliputi hubungan antara beberapa mikrosistem atau
hubungan antara beberapa konteks yang saling berpengaruh satu dengan yang
lainnya. Contohnya adalah apabila saya berinteraksi dengan teman-teman diluar sekolah saya,
biasanya saya bisa tertawa atau bercerita dengan lepas, kebiasaan ini jadi
berpengaruh kepada cara berinteraksi saya ke teman-teman saya di sekolah.
Jadinya, di sekolah saya juga biasa bercerita atau tertawa dengan lepas. Atau
dalam contoh lain, ketika saya ada masalah di rumah, maka saya jadi agak
pendiam di sekolah karena terlalu memikirkan masalah tersebut, begitu juga
sebaliknya.
3. Ekosistem : ketika pengalaman-pengalaman dalam setting sosial lain
– dimana individu tidak memiliki peran yang aktif – mempengaruhi apa yang
individu alami dalam konteks yang dekat. Sederhananya
adalah menurut eksosistem melibatkan pengalaman individu yang tak memiliki
peran aktif di dalamnya contohnya seperti tempat kerja orangtua. Misalnya seperti saya, ibu saya adalah seorang wanita pekerja. Hal ini sangat berpengaruh bagi saya karena dengan ibu saya yang selalu bekerja jadi saya menjadi tidak begitu dekat dengan ibu saya. Bahkan saya lebih dekat dengan kakak saya karena apabila ibu bekerja, saya selalu dengan kakak saya.
4. Makrosistem : mencakup kultur yang
lebih luas. Hal ini berkaitan dengan budaya dalam lingkungan seseorang
berkembang akan memengaruhi perkembangannya. Contohnya dalam pengalaman saya
adalah dalam budaya saya apabila sedang makan bersama, orang yang lebih tua
diutamakan untuk mengambil sajian duluan. Jadi sampai sekarang hal itu selalu
terbawa-bawa kepada kehidupan saya sehari-hari yang tidak berada
dalam lingkungan adat. Hal ini sangat berpengaruh dengan saya, karena dengan
adanya budaya yang seperti itu, saya menjadi lebih santun dengan orang yang
lebih tua.
5. Kronosistem
: mempengaruhi kadar stabilitas atau perubahan dalam dunia seseorang. Hal
ini dapat mencakup perubahan-perubahan dalam komposisi keluarga, tempat tinggal, atau
pekerjaan orang tua, serta peristiwa-peristiwa yang lebih besar seperti bencana
alam. Contohnya dalam pengalaman saya adalah saat SMA saya
sangat sering berpindah-pindah sekolah karena orangtua saya yang pindah tugas.
Jadi saya sangat sering berhadapan dengan lingkungan yang baru. Hal ini sangat
berpengaruh kepada kehidupan saya, awalnya saya memang agak susah dalam
beradaptasi dengan lingkungan saya yang baru, akan tetapi lama kelamaan saya
menjadi terbiasa dengan keadaan seperti ini. Jadinya sekarang, saya bisa dengan
mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan bergaul dengan teman-teman yang
baru.
Sekian cerita pengalaman saya yang saya kaitkan dengan
teori Bronfenbenner. Terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar