Andragogi
Knowles memberi makna andragogi. ‘Aner’ bermaksud ‘man’ atau ‘adult’ dan ‘agogus’ bermaksud ‘leader of’. Namun, Knowles menganggap ia mempunyai makna yang berlainan dengan pembelajaran anak-anak. Oleh itu andragogi adalah seni dan sains bagi membantu pembelajaran orang dewasa. Walaupun begitu, kedua-duanya saling berkaitan antara satu sama lain. Jadi Andragogi biasanya digunakan di dunia perkuliahan. Mahasiswa disuruh berusaha sendiri dalam mencari informasi tentang pembelajaran. Mahasiswa dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran. Mahasiswa bertangung jawab atas proses dan hasil pembelajarannya sendiri.
Yang membedakan Pedagogi dan Andragogi :
1. Dilihat dari sisi siswa atau pemelajar
Dalam pedagogi, siswa sangat tergantung pada guru. Sementara dalam andragogi, siswa adalah mandiri (dialah yang mengarahkan dirinya untuk belajar apa dan bagaimana).
2. Dilihat dari sisi peran pengalaman siswa atau pemelajar
Dalam pedagogi, pengalaman guru yang lebih dominan. Sedangkan dalam andragogi, pembelajar mengalami sesuatu secara leluasa..
3. Dilihat dari sisi orientasi terhadap belajar
Dalam pedagogi, dalam pedagogi pembelajaran dianggap sebagai proses perolehan suatu pengetahuan (mata ajar) yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan dalam amdragogi pemelajar harus memiliki keinginan untuk menguasai suatu pengetahuan/keterampilan tertentu, atau pemecahan masalah tertentu yang dapat membuat ia sendiri puas.
4. Dilihat dari sisi motivasi belajar
Dalam pedagogi, motivasi datang secara eksternal, artinya disuruh atau dipaksa atau diwajibkan atau dituntut untuk mengikuti suatu pendidikan tertentu. dalam andragogi, motivasi lebih bersifat internal, datang dari diri sendiri sebagai wujud dari aktualisasi diri, penghargaan diri dan lain-lain
Menurut Malcom Knowles (1984), dalam bukunya, “Self-directed Learning”, Andragogy memang merupakan teori orang dewasa. Oleh karena itu, orang dewasa harus diajar dengan pendekatan andragogi seperti dijelaskan di atas.
Menurut pengalaman saya, seperti saat
saya SMP dan SMA saya hanya mendengarkan apa yang diterangkan oleh guru saya di
depan kelas, biasanya itu sesuai dengan materi yang ada di buku dan sistematis.
Pada saat itu saya merasa menjadi pasif karena tidak dituntut untuk menjadi
aktif. Seperti misalnya apabila guru
menyuruh kami membaca, ya kami membaca, disuruh menulis ini baru menulis. Sangat
kurang inisiatif dalam diri kami pada waktu itu. Intinya kami hanya mengerjakan
apa yang disuruh oleh guru saya.
Beda lagi semasa kuliah. Pada saat
kuliah, andragogi digunakan. Kam harus berusaha se-aktif mungkin karena memang
kami dituntut seperti itu. Dosen hanya memberikan sedikit materi dan selebihnya
kami yang mencari tau sendiri. Oleh karena itu setiap sebelum masuk mata
kuliah, kami diwajibkan untuk membaca materi terlebih dahulu. Kalau memang kami
malas membaca materi, ya memang akan berdapak ke diri sendiri. Yang tidak
membaca, akan tidak megerti apa yang sedang dibahas oleh dosen. Karena biasanya
dosen hanya menerangkan apa yang kami Tanya. Memang pada waktu kuiah ini
inisiatif sangat perlu sekali. Kalau memang ingin mendapatkan IP yang tinggi,
harus belajar sendiri tanpa disuruh-suruh. Apabila malu bertanya kepada dosen,
maka akan rugi sendiri karena kita akan rugi tidak mengerti. Apabila tidak
membaca buku, maka akan rugi sendiri tidak mengerti apapun yang diterangkan
oleh dosen.
Sekian pengalaman yang pernah saya
alami tentang Pedagogi dan Andragogi. Terimakasih J.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar